One of Those Days

“I’m having a very bad day and I don’t want to talk about it.”

That was my response when my boyfriend asked me how I’m doing.

It’s one of those days when you’re stuck in between feeling hopeless and useless, when everything goes wrong and you just can’t do anything about it. One problem followed by another. Burdens piling up and you feel like your head can explode anytime.

So I didn’t want to talk about it.

“You look sad,” he said.

“I am. But let’s not discuss it. How was last night?” I replied.

He told me what happened the night before, things he did after he arrived home, and things he will be doing before lunch. He ended it with a question.

“Still don’t wanna tell your boyfriend about what happened today?”

Then it occurred to me.

My problems were not his problems. Telling my problems to him would not solve them. Sharing my burdens with my boyfriend would not make them disappear. But he’s *my* partner. The one I look forward to talk with every day. The one with a magnificent ability to look deeply into my eyes through 13 inches laptop screen and know right away that I’m not okay. The one I want to share my life with.

Shit happened. Life happened. But we’re in it together. 11 thousands kilometers apart and still together.

That realization kinda healed.

Mille merci, Bébé. :*

This entry was posted in Daily Note, On Life, On Love. Bookmark the permalink.

82 Responses to One of Those Days

  1. POYO says:

    kalau lagi jatuh cinta cewek memang sering jadi bodoh, suatu hari nanti kamu bakal menyesal dengan postingan seperti ini.. Over acting punya cowok bule memang asik ya.. kesannya keren.

    • jennyjusuf says:

      I’m sure there’s certain reason why people said that “love is blind”. Maybe it would end. But regretting it? Don’t think so. Because no matter how or when it would end, no matter where it would lead me, love has brought me a deep knowledge and real experiences of healing and true happiness.

      As for you, Poyo, what have your anger and bitterness done for you?

  2. So sweet. I love this post mbak 🙂

  3. Zora says:

    Terus terang saya setuju dengan Poyo. Banyak sekali tulisan yang mengiba-iba, melankolis, dan mendayu-dayu di sini. Dan ini menular. Lihat saja komentar di atas yang bilang ‘so sweet’. Apa ini karakter perempuan Indonesia ya? malu bacanya. Memangnya derai air mata di sinetron2 belum cukup? Mbak, mikir dulu dong sebelum menulis.

    • jennyjusuf says:

      Pertama, coba baca lagi alamat dan judul blog ini. Yap, betul, ini blog pribadi.

      Kedua, menilik alamat, judul, isi, dan identitas blog ini, apa hubungan antara blog ini dengan karakter perempuan Indonesia? Kalau Anda menganggap saya mewakili perempuan Indonesia, saya merasa tersanjung, tapi kenapa karakter jutaan perempuan Indonesia harus diwakili oleh satu orang? Lantas, kenapa Anda, yang notabene bahkan tidak mengenal saya, harus merasa malu? Saya yang nulis malah bangga.

      Ketiga, apa hubungan isi blog ini, opini Anda dan cukupnya derai air mata di sinetron?

      Mikir dulu dong sebelum komen.

      • Zora says:

        blog pribadi itu bisa diprotek Mbak, cuma yang punya password yang bisa baca. Atau bikin diary aja. Ini kan untuk umum.

      • jennyjusuf says:

        Betul, ini untuk umum, dan ini internet. Blog ini adalah ‘rumah’ saya di jagat internet yang terbuka untuk umum ini. Apa yang membuat Anda, sebagai tamu/pengunjung di sini, merasa berhak untuk mengatur isi blog ini?

      • Zora says:

        lo kan Anda dulu yang bawa-bawa soal blog pribadi. udah banyak kok orang yang ngritik isi status di FB, jadi kalau blog yang memang untuk umum, ya bisa saja dikritik. siapa yang mau ngatur? terserah situ, saya kan cuma komen.

  4. eibisidie says:

    Zora and Poyo, I have one question for you guys: (a) Kalian ini idiot. (b) kalian punya hidup yang teramat sangat pahit. (c) kalian tidak mengerti bahasa Inggris tapi gatel kepengin komen, (d) kalian memang … well, douchebag and asshole?

    • Zora says:

      Hidup saya pahit? Enggak tuh. Yang nulis nangis2 itu siapa? Yang berurai air mata setiap 10 menit itu siapa? Kebiasaan buruk tuh… isi perut pribadi diumbar ke publik. Internet itu kan yang baca orang banyak tahu! Saya komen gitu juga karena orang asing juga yang katanya kok orang indonesia itu cengeng2 sih?

      • jennyjusuf says:

        Yang nulis nangis2 itu siapa? Yang berurai air mata setiap 10 menit itu siapa? –> Emangnya siapa? 😀

        Internet itu kan yang baca orang banyak tahu! –> Tahu banget. Emang kamu baru tahu?

        Saya komen gitu juga karena orang asing juga yang katanya kok orang indonesia itu cengeng2 sih? –> Jadi kamu kesal karena komentar orang asing, dan melampiaskannya di sini?

      • Zora says:

        berurai air mata setiap 10 menit itu tulisan Anda di blog yang satunya lagi ketika bertemu dengan Robin Lim kalo nggak salah

    • Zora says:

      hihihi saya dibilang nggak bisa bahasa inggris! Mas, emang kalau ngomong bertaburan dengan bahasa inggris itu keren ya? bukan keren mas, itu pamer. Heran deh, orang Prancis, orang Italia, orang Jerman, bangga dengan bahasa masing-masing, eh malah kita bangga mencampur aduk bahasa nasional sendiri dengan bahasa inggris, terus yang tidak begitu dibilang nggak ngerti bahasa inggris. ck ck ck

  5. Zora says:

    ay ay ay, komen saya tentang tulisan Robin Lim dihapus ya? Hehehe, terserah lah situ yang punya blog. Tapi kejadian seperti ini menarik juga utk ditulis di blog saya sendiri

    • jennyjusuf says:

      Jangan khawatir, nggak ada komen yang dihapus kok. 😉 Tentang tulisan saya di entry tentang Robin Lim, gini lho Mbak/Mas: pernah dengar tentang Ekspresi dalam Menulis? :)))

  6. Gue juga sering diserang dengan komen di blog pribadi.
    Whatever… Jangan hiraukan. Keep posting. Masih banyak yang terhibur dengan tulisan di blog ini.

  7. Selly says:

    Hayeuhhh, 2012 udah mau selese masi ada aja komen beginian HAHAHA. Mbak zora kayaknya butuh pelukan deh, bisa segitu sinisnya ^^

  8. danie says:

    Deeeuh, yg punya blog siapa, yg nulis siapa, yg berderai air mata siapa, yg punya pacar siapaaa.. Suka2 kali mbak jenjus mau tulis apaan. Tulis aja terus2an mbak.. Mau jungkir balik tiap 5menit, koprol tiap 3menit, marah tiap 1jam, tetep banyak yg baca kok.. Kalo gak suka, ya udah sih, gak usah visit ke sini.. If u don’t like it, just leave it.. Ngotor2in rumah orang aja.. Btw mbak jenny, postingan ini bikin terharu deh :’) kinda healed me too..

  9. rahma says:

    @eibisidie merespon pendapat pribadi dengan memberikan pilihan idiot dan bahasa inggris kayanya ga membuat diri anda lebih pintar juga deh mas. Jawaban Jenjus udah cukup bijak karena siapa juga perempuan indonesia mau di representasikan dengan satu orang dimana kita bicara soal banyak hal, perasaan, pengalaman yang ada beda2.

  10. Eddy Lee says:

    Makin seru aja di warung ini… hihihi…

    Mbak Zora : mampir ke rumah orang, ga asyik loh marah-marah, apalagi kalo udah sering berkunjung, artinya suka kan baca tulisan disini? hihihi..

    • Zora says:

      ah saya kan bikin survey kecil2an Mas. udah terbukti kok orang indonesia itu suka mengumbar emosi, yang bilang banyak bangeeet. soal gaya bahasa kan itu urusan kedua. Mbak jenny itu pembaca blognya banyak kan, jadi tujuannya ya semakin banyak orang yang bertanya pada dirinya sendiri ‘benarkan kita terlalu cengeng?’ hihihi

      • Yeonyeon says:

        Masa seh org indo doang yg suka ngumbar emosi? saya rasa tiap orang memiliki emosi masing2. Itu tandanya mereka msh punya yg namanya perasaan. Klo sampe ditulis gini ya namanya ekspresi. Org asing aja jg byk kok yg ngumbar emosi… Buktinya mereka bisa bikin pekm model Twilight… ;P

  11. MissLaiLai says:

    @Poyo dan @Zora:
    Saya bingung, apakah kalian ada kepuasan sendiri datang membaca blog pribadi orang lain, dan mencela seenaknya? Apa hak Anda bilang Jenny “bodoh” (komentar Poyo yang pertama) untuk menulis cerita dia di sana? Dan dari mana ada kesan punya cowok bule itu keren? Saya baca post Jenny, biasa aja. Bule atau bukan bule, dia bisa menulis hal yang sama.

    Ini cerita dia, hidup dia, diceritakan penuh hati, di blog pribadi *tanpa* menghina siapa pun.
    Kalian gak mikir sebelum komentar ya?

    Ini blog PRIBADI dan @Zora, blog pribadi (mau diary atau bukan) tidak harus di password-protected. Get that in your head.

    You don’t like her content, stop coming here and reading it. Get off her lawn, okay?

  12. anakecil says:

    yaolo…

    tante jen punya hak nulis apa aja. bahkan memaki dengan bahasa kelamin sekalipun.
    tapi pembaca pun jg punya hak komen sevulgar mungkin. ngga ada yg salah ngga ada yg benar.

    cuma masala cerdas apa engga komennya.
    yg akhirnya memicu seolah-olah “perang”.

    at the end kan pembaca lain yg menilai. ntar kan keliatan yg akhirnya diserang siapa.

    *dalam hal ini saya sih di pihak tante jen.
    *kemudian ditembak sniper.

  13. purba says:

    Nyahahaha. Kelihatan cari perhatiannya. Jangan-jangan dia nyerang blog orang supaya ada yang penasaran dengan blog dia. Semacam iklan gratis, gitu.

  14. Miji_douGin says:

    Koq aku lebih seru baca commentnya drpd isi blognya ya? :)))

    Tapi utk postingan ini aku suka sih. Aku pernah gini juga mba Jen. “The one I look forward to talk with every day.” Rasanya plong kalo udah cerita ke pacar, pdhl dia ga ngasi solusi juga. Cuma dengerin aja. 😀

  15. anna says:

    Gini ya, terlepas dari bahasa nya mBak Zora, kok saya bisa melihat kebenaran dr isinya ya…. segitu banyaknya kecengengan. apa itu sifat orang indonesia? saya rasa sdhwaktunya ada kampanya anti cengeng hehehe.yang diikuti semua orang. abg nggak lagi cengeng dengan status fb,curhat2 nggah perlulah yang berlebihan bhakan tv juga harus menghentikan tayangan ibu2yang nangis2 histeris karena kematian. memang benar lo teman2bule saya banyak yang bilang orn indo otu cengeng. lagiankalau mau bilang ilove you ke pacar ya bilang aja langsung keorangnya… itu pendapat sayalo. saya suka tulisan mbak jenny dan saya yakin mabk jenny bisa menulis yang lebih positif. itu pendapat saya. peace.

  16. anna says:

    lho, kok komen saya nggak muncul ya? Gini, meurutsaya, walaupun komentarnya mbak Zora itu emosional bgt tapi ada benarnya lho. saya malah mengusulkan adanya kampanye nasional anticengeng hehehe. Status fb yang berlebihan,blog-blog curhat yang berlehihan sebiaknya dikurangi. tv nggak lagi menayangkan sinetronbanjir air mata atau berita dimana ibu-ibu nangis jerit-jerit histeris. temen2 bule saya banyakyang bilang, kok org indonesia itu emosionalbanget? saya rasa adabaiknya juga itu dipikirkan ya kan? peace. mbak jenny saya suka koktulisannya. ini kan cuma masukan. peace. eh mudah2an komen saya ini muncul biar bisa seimbang kan.

  17. turena says:

    Waktu saya masih kecil Bangladesh adalah negara yang banyak mengalami bencana. Saya lihat di TV ibu-ibunya nangis histeris sampai pukul-pukul dada segala. Saya beandingkan dengan Jackie O yang tenang dalam pemakaman suaminya, begitu juga keluarga kerajaan Inggris dalam menghadapi kematian Lady Di. Sekarang saya lihat Indonesia juga seperti itu. Di TV kita, semakin seru nangisnya, semakin laku acaranya. Sampai teman saya bilang, itu anak pasti nggak sayang sama ayahnya gara2 dia nggak nagis di tv ketika diwawancara setelah ayahnya meninggal. Astaga…… Mbak Zora, sebaiknya Anda memberi komen dengna kepala dingin dong…. Bukan begitu caranya mengeluarkan pendapat krn belum apa-apa orang sudah anti. Dan untuk yang lainnya, marilah kita ingat satu hal, jangan nilai siapa yang berbicara, tapi nilai isi pembicaraannya.

  18. Adriana says:

    Mungkin Zara dan Poyo tidak bermaksud menyela mbak Jenny. Tapi, mungkin Poyo dan Zara ini bersosialisasi dengan para bule atau masyarakat Internasional yang tak terbiasa dengan sikap pada umumnya cewek-cewek Indonesia yang sangat mengumbar emosi di social media. Menurut pandangan mereka ini, sikap seperti ini membuat malu yang baca. Mungkin mbak Jenny lagi jatuh cinta, dan jatuh cinta memang bisa membuat IQ turun beberapa poin biasanya. Manusia manapun menjadi bodoh dengan jatuh cinta, kalau saya, amannya memang hal-hal yang pribadi tidak akan saya tulis di blog, meski saya juga punya blog.

    Mantan-mantan pacar saya juga bule, itu karena saya hidup diluar agak lama bukan nemu bule di Indonesia, dan bule-bulenya pun teman sekolah saya. Orang bule memang tidak terlalu mengumbar emosi diblog/ facebook atau twitter. (saya tidak bicara tentang ciuman diruang publik, ini hal yang lain lagi).

    Saya akui, cewek-cewek Indonesia di social media memang cengeng, dan terlalu melankolis. Pengalaman saya, cowok bule yang ‘smart’ yang pacaran sama cewek bukan hanya kepuasan fisik belaka, mereka lebih suka karakter cewek yang ‘sangat bule’. Tegas dan tidak cengeng. Kalau saya jadi pacar mbak Jenny, terus terang saya keberatan ‘tokoh’ saya dijadiin konsumsi publik, karena yang saya mau, pacar saya bisa menghargai privasi saya. Orang bule rata-rata nggak tertarik menjadi terkenal, nggak seperti orang Indonesia yang gila popularitas. Bisa dilihat, di facebook, orang bule hanya punya beberapa ratus (nggak lebih dari 300 teman), beda dengan orang Indonesia yang sampai ribuan. Karena, orang bule rata-rata nggak akan berteman dengan orang yang nggak begitu dikenalnya. Begitulah mbak, sharing dari saya.

  19. jennyjusuf says:

    Yasalam…

    Udah tigapuluhan aja komen di sini. Hihihi.

    Jujur, awalnya saya sempat merasa tersengat dan dihakimi oleh beberapa komentar di atas, namun lama kelamaan saya justru jadi geli membaca banyaknya komentar yang menyimpang dari konteks. Lucu, betapa sebuah tulisan pendek yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perasaan yang sangat personal bisa memancing reaksi yang begitu jauh dari kontennya… termasuk komentar yang berkaitan dengan sinetron (sumpah, ngakak bacanya! :D) tanpa sepenuhnya mengetahui seluk-beluk industri hiburan di tanah air, karakter perempuan Indonesia (again, I feel honored, tapi… nggak salah nih?), bahkan pendapat orang asing.

    Sejumlah komentar pun semakin menyadarkan saya, betapa mudahnya kita menunjuk orang lain atas ketakpuasan kita sendiri. Betapa gampangnya menuding orang yang tak sejalan dengan paham, prinsip dan idealisme kita. Betapa sigapnya kita menjejalkan sesuatu yang kita anggap sebagai kebenaran kepada orang lain, yang bahkan tak kita kenal secara pribadi, dengan asumsi bahwa ‘kebenaran’ yang kita jejalkan sanggup mengubah orang lain, bahkan situasi, menjadi ‘lebih baik’, sesuai standar kita sendiri. (Dan betapa, oh oooh, betapa mudahnya kita membiarkan emosi kita terpancing dan menghasilkan sesuatu yang membuat kita tampak…. ehm, bodoh dan kasar. *kutekan*)

    Anyway. Sampe mana tadi…

    Oh ya.

    Terima kasih atas kunjungan, opini dan komentar Anda semua. Mudah-mudahan ada yang bisa dipetik dari apa pun yang terjadi di sini. (Kalau saya mah jelas: menuai lonjakan traffic blog. Yihaaaaw! :D) Marilah kita menggunakan waktu dan energi yang berharga ini untuk kembali mengurusi hidup dan urusan kita masing-masing, di pekarangan ‘rumah’ kita sendiri. Semoga ini tidak terlalu sulit untuk dipahami.

    Cheers!

    • Adriana says:

      Mbak Jenny,
      Dari membaca komentar mbak, bisa saya tarik kesimpulan mbak orangnnya sangat defensif. Kadang, komentar orang yang tak dikenal itu lebih jujur dan bermaksud baik dibanding komentar followers yang kadang hanya berusaha membuat mbak senang, kurang objective.

      Mbak menuduh komentar Zara dan Poyo semacam tuduhan dan penghinaan, saya sebagai visitor yang nggak sengaja mampir, menurut saya itu hanyalah opini dari pandangan yang berbeda. Mereka tidak bermaksud untuk mengubah mbak, seseorang itu berubah dari diri sendiri, bukan dorongan pihak-pihak lainnya. Tapi, mereka hanya memberikan masukan yang berbeda. Mungkin mbak harus membaca komentar mereka bukan sebagai orang yang menulis postingan diatas tapi sudut pandang yang berbeda.

      Saya juga risih dengan karakter super melankolis dan mengumbar emosi cewek-cewek Indonesia, nggak hanya saya, teman-teman bule saya juga berpendapat yang sama.

      • jennyjusuf says:

        “Kadang, komentar orang yang tak dikenal itu lebih jujur dan bermaksud baik dibanding komentar followers yang kadang hanya berusaha membuat mbak senang, kurang objective.”

        Setuju. Dari sekian banyak komentar yang masuk, hanya ada 1 orang yang saya kenal. Sisanya, moga-moga memang jujur dan bermaksud baik. Moga-moga.

        “Mereka tidak bermaksud untuk mengubah mbak, seseorang itu berubah dari diri sendiri, bukan dorongan pihak-pihak lainnya. Tapi, mereka hanya memberikan masukan yang berbeda.”

        Salut atas kemampuan kamu membaca pikiran orang lain. Terima kasih juga sudah meluangkan waktu untuk berkomentar di sini. Sekarang, balik ke pekarangan masing-masing, yuk? Yuk. 😉

        P.S. Teman-teman bule saya justru sangat terkesan dengan ‘karakter’ perempuan Indonesia yang menurut mereka sangat classy, lembut tapi tegar, dan keibuan. Bahkan ada yang saking salutnya dengan perempuan Indonesia, minta dikenalkan ke seorang teman dan berlanjut ke pelaminan.

  20. Lah baru ngok lagi kok jadi rame :lol:. Banyak yang perhatian ya sama mbak Jenny hueheheheh 😀

  21. Lah baru nengok lagi kok jadi rame 😆 . Banyak yang perhatian ya sama mbak Jenny hueheheheh 😀

  22. Adriana says:

    “Kadang, komentar orang yang tak dikenal itu lebih jujur dan bermaksud baik dibanding komentar followers yang kadang hanya berusaha membuat mbak senang, kurang objective.”

    JJ: Setuju. Dari sekian banyak komentar yang masuk, hanya ada 1 orang yang saya kenal. Sisanya, moga-moga memang jujur dan bermaksud baik. Moga-moga.

    Maksud saya, ‘Followers’, followers dan bukan orang tidak dikenal cukup berbeda. Kadang followers hanya nyari simpati dan memang ngefans sama mbak dan ingin mbak kenal namanya,followers atau fans, mereka susah menjadi objektif. Dibanding visitor yang kebetulan menemukan link ini secara tidak disengaja, dan nggak tau siapa itu Jenny Jusuf.

    JJ: ‘P.S. Teman-teman bule saya justru sangat terkesan dengan ‘karakter’ perempuan Indonesia yang menurut mereka sangat classy, lembut tapi tegar, dan keibuan. Bahkan ada yang saking salutnya dengan perempuan Indonesia, minta dikenalkan ke seorang teman dan berlanjut ke pelaminan.’

    Ini ungkapan klise mbak, kenapa bule-bule di Asia mencari sosok wanita asia yang keibuan. Karena wanita asia sangat patuh dan penurut, berbeda dengan wanita-wanita mereka yang punya pendirian, tegas membuat mereka menjadi kurang kelaki-lakian, karakter wanita-wanita Asia yang kurang feminist dan sangat melankolis ini menguntungkan bagi pria bule di Asia 😉 , ini yang mereka nggak dapat di Barat sana.

    Kita sebagai cewek Asia, sebaiknya jangan terlalu naive.

    • jennyjusuf says:

      “Saya juga risih dengan karakter super melankolis dan mengumbar emosi cewek-cewek Indonesia, nggak hanya saya, teman-teman bule saya juga berpendapat yang sama.”

      “Ini ungkapan klise mbak, kenapa bule-bule di Asia mencari sosok wanita asia yang keibuan. Karena wanita asia sangat patuh dan penurut, berbeda dengan wanita-wanita mereka yang punya pendirian, tegas membuat mereka menjadi kurang kelaki-lakian, karakter wanita-wanita Asia yang kurang feminist dan sangat melankolis ini menguntungkan bagi pria bule di Asia 😉 , ini yang mereka nggak dapat di Barat sana. Kita sebagai cewek Asia, sebaiknya jangan terlalu naive.”

      Ketika ada (bule) yang berkomentar bahwa perempuan Indonesia melankolis dan emosional, Anda setuju dan mengecam hal tersebut, tapi ketika ada (bule) yang berkomentar bahwa perempuan Indonesia classy, lembut, tegar dan keibuan, Anda berkata sebaiknya jangan naif menanggapinya. Kenapa jauh lebih mudah meresponi yang negatif ketimbang yang positif?

      • pavlov says:

        maaf ya, nimbrung. gatel ingin komentar jadinya. karena pertama yang ada di otak saya adalah : who cares? peduli amat sik, wanita indonesia (secara kolektif) dianggap cengeng atau tegar atau apalah, karena tiap wanita, pria, and in between juga berbeda-beda karakter.

        Mbak Jenny juga benar, agak ga nyambung dan lebay ya, kalau cuma satu tulisan (yang malah menunjukkan bahwa dia selama ini mencoba fight sendiri menemukan supportnya.) jadi dihubungnk dengan karakter wanita indonesia.

        Kalau ternyata beliau juga cengeng orangnya, trus kenapa? lalu sinetron kita cengeng, lalu? lagu2 yang ngetren cengeng? membuat perubahan dengan membuat orang lebih positif ranya akan gagal dengan memberikan kalimat negatif, lho.

        two wrongs don’t make a right. three lefts is.

  23. Ary says:

    Ternyata benar, makin lama makin menarik. Untuk mbak Adriana (dan mbak2 lain yang merasa dikomentari), mohon dimaafkan kalau komentar saya tidak tepat sasaran #channelingMulyono

    First of all, kenapa selalu kembali ke “Saya juga risih dengan karakter super melankolis dan mengumbar emosi cewek-cewek Indonesia, nggak hanya saya, teman-teman bule saya juga berpendapat yang sama.”? Statement ini hanya bentu generalisasi atau hasil observasi menyeluruh?

    Sebagai pembanding, saya pernah membantu seorang dosen (asing, asal Amerika) yang malah terkagum-kagum melihat kehidupan wanita di Indonesia. Hampir 60% wanita usia produktif (yang belum menikah) adalah pekerja; angka itu turun menjadi 40%-an untuk wanita yang sudah berkeluarga.

    Indonesia pernah punya Presiden wanita. Konsep yang sama bahkan belum terpikir di Amerika, dan baru sekali terjadi di Inggris yang seharusnya sudah lebih modern cara berpikirnya (Margaret Thatcher, 1979–1990). Australia? Baru punya Julia Gillard di tahun 2007.

    Kalau dilihat sejarah pemerintahannya (Australia memilih perdana menteri pertamanya tahun 1901, Inggris punya perdana menteri pertama tahun 1730, dan Amerika yang presiden pertamanya terpilih tahun 1789), wanita Indonesia sudah beberapa abad lebih maju; usia negara kita belum satu abad lho 🙂

    Indonesia punya banyak wanita entrepreneur yang sukses jauh sebelum masuknya figur wanita ke dalam manajemen perusahaan besar di Amerika.

    Faktanya adalah wanita Indonesia adalah wanita yang mandiri; dan ini tidak ada hubungannya dengan cara wanita kita mengekspresikan perasaan. In fact, wanita Indonesia dipandang sebagai pendorong perubahan yang punya kekuatan besar, tidak hanya di dalam negeri.

    Sayangnya di titik ini saya harus bertanya: jadi wanita Indonesia mana yang teman-teman ‘bule’ anda kenal? Atau lebih penting lagi, siapa teman-teman ‘bule’ yang misterius ini?

    Kemudian mengacu pada penggambaran wanita Indonesia di media, bedakan antara cengeng dan ekspresif. Tidak cuma wanita, penyair atau penulis pria asing pun banyak yang cengeng. Tapi saat diperlukan, mereka juga bisa menghasilkan karya yang tegar dan kuat.

    Kalau yang menjadi acuan adalah sinetron, logikanya jadi tidak masuk. Sinetron kan memang didesain agar tampil hiperbola, berlebihan, supaya menarik ditonton. Memang kebetulan selera pasar kita masih di level itu. Bedanya apa dengan Twilight series (maaf ya para pecinta Twilight) yang semakin lama semakin absurd buat orang-orang yang memang tidak bakat romantis?

    The Notebook, Twilight series, Pride & Prejudice, A Good Year, atau favorit saya: Legends of the Fall. I bet you love those romantic (yes, ROMANTIC) foreign movies just as much as you hate sinetron, don’t you?

    Last but not least, sebagai pria keturunan, izinkan saya balik bertanya: apa sebagai wanita Indonesia anda diam saja ketika saudara sebangsa (dan se-gender) anda dihina sebagai wanita cengeng atau emosional? Apa tidak terpikir bahwa anda, sebagai wanita Indonesia, juga sedang dihina?

    • Adriana says:

      Mungkin nggak usah terlalu jauh deh mas, terlalu bangga akan Indonesia punya presiden wanita terlebih dahulu dibanding Australia atau Amerika aja belum, hal ini ibaratnya kumpulan anak kecil yang bilang, Batman lebih hebat dan keren dibanding Superman atau Spiderman.

      Politics dinegara kita tak lebih dari hiburan jenaka, Presiden wanita itupun hanya boneka orang-orang berkepentingan dibelakangnya dengan memanfaatkan nama besar sang Ayah. Memang, Indonesia punya presiden wanita, dan apa itu membuat kita jauh lebih hebat dalam soal emansipasi wanita dibanding Amerika?? Bagaimana dengan Filipina?? Pakistan?? Yordania??

      Oh ya, Inggris sudah punya ratu sejak berabad-abad silam

      Indonesia sering menjuarai olimpiade Fisika, Matematika dalam kompetisi dunia?? Apakah sistem pendidikan kita termasuk yang terbaik didunia?? Masuk 30/40 besar aja nggak??? 🙂 Sistem pendidikan kita termasuk yang terbobrok didunia. Kehebatan individual dan umum sangat beda.

      Ary berkata: ‘apa sebagai wanita Indonesia anda diam saja ketika saudara sebangsa (dan se-gender) anda dihina sebagai wanita cengeng atau emosional?’

      Hihi, anda terlalu melebih-lebihkan. Kalau anda bilang cengeng atau emosional itu dikategorikan dalam penghinaan. Itu hanya OPINI orang luar tentang sebagian besar cewek Indonesia.

      Saya hidup di Jerman sejak SMP, belasan tahun kemudian, ketika saya pulang ke Indonesia, saya bisa merasakan perbedaannya, kalau cewek Indonesia sangat melankolis, sinetron banget, sangat mengumbar emosi di social media. Mungkin, saya, Poyo, Zara dan lain-lainnya hanya mengutarakan pendapat atas ini, bukannya menghina, sinis atau hal-hal negative lainnya.

      • widia says:

        Damn… This bitch talk a lot.. Kl ngga suka jd cewe indonesia… Or perempuan indonesia in general… Just change ur citizen okey… Jgn menghina negara sendiri di blog orang… *Ngga tahan setelah nonton debat kusir tapi lucu ini*

      • Ary says:

        Thank you, thank you for proving my point. You managed to mock your own intelligence in the process too.

        Yang saya utarakan adalah “banyak kok orang asing yang kagum melihat pencapaian wanita Indonesia”, anda balas dengan memberikan contoh kejelekan diikuti argumen “pencapaian pribadi tidak mewakili pencapaian kelompok/bangsa”.

        Dari sekian banyak contoh yang diberikan, anda hanya memilih satu untuk dikomentari; itu pun komentarnya tidak tepat. Saya berikan contoh heads of state/heads of government, anda balas dengan menunjukkan bahwa Inggris punya ratu sejak berabad-abad lalu (female monarch, not head of state).

        Saya juga tidak bahas siapa yang duluan (saya bahkan sebutkan kalau Ms. Thatcher mulai jadi PM sejak 1979), atau apa dampaknya, tapi perkara mindset; saya hanya menunjukkan kalau cara berpikir wanita Indonesia sudah maju, setidaknya tidak kalah maju dari negara “teman-teman bule” anda.

        Kemudian anda mengatakan bahwa ‘cengeng’ dan ‘bodoh’ itu bukan bermaksud menghina. Jangan salahkan saya kalau yang tertangkap demikian. Dari cara penyampaian yang cenderung bernada negatif dan cara anda membantah pernyataan saya (positif, membanggakan wanita Indonesia) dengan pernyataan negatif yang menjatuhkan bangsa anda sendiri, rasanya orang lain yang membaca juga akan berpikir sama; anda perhatikan komentar lain dari tadi?

        Anda bahkan tidak cukup rajin untuk membaca komentar saya dengan teliti dan berusaha memahami apa yang saya utarakan, dan curiganya perlakuan yang sama juga anda terapkan saat membaca tulisan pemilik blog ini.

        My point is, you’re showing severe indifference. Anda tidak tahu, dan tidak mau tahu.

        Silahkan berpendapat, World Wide Web memang tempatnya berpendapat kok. Tapi jangan cengeng kalau pendapat anda dipertanyakan karena tidak valid maksud dan tujuannya 😉

        PS: Take your indifference elsewhere, would you? 🙂

    • Mol says:

      Kok bawa-bawa #ChannelingMulyono segala sih?

  24. Alex says:

    Ladies,

    Gak mau ketemuan lalu bitch fight aja?

    But hey, mau cakar-cakaran di sini juga nggak apa-apa, sih.

    I loveeeee to read more stupidity. *duduk samping Jenny*

  25. arievrahman says:

    Akoh iri, postingannya bisa dapet banyak comment! Eaaak!!

    : )))))

  26. gugumgumii says:

    *nonton*

  27. keniipoo says:

    well, some have ways to express feelings and emotions in his or her own ways, if you don’t like it just look away. don’t judge if you don’t want to be judge.. lu bisa judge org cengeng toh lu sendiri dijudge kepo…

  28. shandya says:

    Zara and Poyo are trolls. Don’t feed the trolls. ^^

  29. Mol says:

    @POYO & Zora:
    Nggak ada hubungannya blog pribadi dan kewajiban untuk memproteksinya dengan password. Layanan disediakan dengan bebas, setiap orang boleh nulis apa aja yang mereka pengen selama legal. Jenny berhak nulis dan “bercengeng-cengeng” di blog di sendiri, dan orang lain juga berhak untuk membaca (atau tidak membacanya). Tapi tiba-tiba datang dang ngatain orang bodoh? Oh, nggak gitu kali Mbak hidup di world wide web.

  30. Rima Fauzi says:

    Great stuff!!! The comments I mean! Closeted fans who can’t help coming here and reading her posts all the while feeling envious of her life/popularity/english skills/writing skills.

    Again, great stuff. 😉

  31. dissy says:

    Wanita indonesia menghina wanita indonesia, lucu ya, mbak jen, i feel you kok, dan ga ada yg cengeng dipostingan ini ah, itu yg punya banyak temen bule bangga amat kayanya, temennya emang siapa sih pernah nongol dimajalah time apa gimana hahaha, eh lanjutin dong komen serunya, terhibur nih hihihi

    • Ayyara says:

      This is way more interesting than sinetron 8)
      *grabs poprorn

      • setuju sama mbak dissy..
        “Wanita indonesia menghina wanita indonesia”

        itu gak malu atau gimana yah?!?!
        bisa-bisa nya ngehina kaum nya sendiri
        hebat sekali
        kayak bukan wanita Indonesia aja

        kalau gak suka sama Indonesia boleh loh pindah ke negara lain
        gak ada yang ngelarang
        tapi jangan ngehina WANITA INDONESIA
        🙂

  32. rebornsin says:

    Oke, soal blog pribadi, gue komen dari sisi Cultural Studies yah.. plus karena udah bawa2 representasi Perempuan Indonesia, gue pake Feminisme

    kalo pusing, gue disawer pun gapapa, mumpung tanggal tua :’)

    Gini, mari kita buka pelan2 apa itu ‘Blog’. Apakah ia diary? apakah ia rumah? terserah
    Yang pasti satu, makna dari blog, fungsi dari blog, itu semua ditentuin sama pribadi masing2, entah yang baca atau yang nulis.

    Penggambaran sederhananya gampang aja: Apakah sosok Harry Potter dalam kepala J.K. Rowling sama dengan sosok Harry Potter dalam kepala kita saat membaca novelnya? Tentu tidak!

    Begitu juga dengan Blog! Mbak Jenny (Aku lebih muda kan? hehehe) menggunakan Blog sebagai wadah untuk mengekspresikan kehidupannya melalui kata2 romantis. Gue? Gue mendefinisikan blog sebagai arena untuk berbagi pengetahuan.

    Kemudian mulai lagi, Romantisme itu definisi-nya apa? Ya gak bisa ditentuin pas karena masing2 punya definisi sendiri kecuali udah ada kesepakatan bersama. Ada yang membaca Romantisme sebagai bagian ekspresi dari jatuh hati, ada yang bilang menye2 dan cengeng kayak @Zora dan @Poyo

    Dan satu hal, apapun definisinya, Blog adalah “perpanjangan tangan” dari buah pikiran bahkan kepribadian. Dan bukan cuma blog lho, tapi komen2 yg diberi. Ada yang komen cengeng, subconsciously ia bersifat ‘cengeng’… sampe sini ngerti? *yang belakang teriak: “TIDAAAAK!”*

    Lanjut ke soal Perempuan..

    Selama gue ngajar mata kuliah Gender, gue selalu bertanya ke mahasiswa: apa yang menentukan Perempuan sebagai.. ‘Perempuan’?

    Penentu Perempuan ternyata sosial, dan kebetulan sosial kita lagi dalam masa maskulinisme. Apa pandangan maskulinisme soal Perempuan? Gampang: cengeng, menye2, lebay, ala2 sinetron, dan lain-lain.. padahal belom tentu lho! Dalam bahasa Studi Budaya, itu disebut ‘Mitos’.

    So kalo ada yang bilang bahwa Perempuan Indonesia itu cengeng, tanpa sadar ia berpikiran Maskulinisme, which is, pemikiran jadul! Ini masanya Posfeminisme, cyin! :*

    Jadiii… Kekuasaan apapun dalam blog ini, gue jamin gak bakal bikin cewe cengeng, kenapa? karena kita sudah dimitoskan “cengeng” oleh maskulinis..

    Selesai deh.. Kalo mau bertanya lebih lanjut, boleh follow @rebornsin.. #modusFakirFollower

  33. Vee says:

    Hahaha, karena Twitter aku terdampar di sini. Seperti yg mbak Adriana bilang ke Jenjus kalo Jenjus defensif, agaknya mbak Adriana jg gak mau kalah defensif nih :)) Btw, I’m not fan even Foll – eh follower Jenny Jusuf or her blog :))

  34. pontianna says:

    banyak yang sayang sama elu yah jen. ampe nulis beginian aja banyak yang komen keluar jalur.. hahahahaha.. hayo.. lanjut nulis! X)))

  35. dalwnldkw says:

    i love aldise ❤

  36. mugs says:

    Udah jadi hal biasa kalo pada bener2an argument dg persepsi masing2, well…kehidupan memang butuh asumsi bersama, meski itu ilusi,

    • Andrew says:

      @Poyo , @Zora dan @Adriana : Rempoooong Cyinn! Ngurusin hidup orang, situ Presiden? Situ Emak Bapaknya? Kayak hidup situ udah PURR-FECT aja. Blog2 orang, jadi situ yang repot.

  37. Aik says:

    Seru banget baca perdebatan disini, kenapa ga “take it or leave it” aja. Suka ma blognya hayuk, ga suka…baca blog lain. Ga perlu pakai berhenti + kasi komen negatif sambil pamer “bule-bule” :p
    Buat mbak Jen…Blognya asyik-asyik aja. Mau bahas apa pun, itu hak mu mbak 😉 Maju tak gentar mbak, hehehe

  38. Lho, kok sepi lagi? Kok, dramanya nggak berlanjut? 😥 😥

    Okay, komen serius gue:

    Banyak orang (I’m talking to you: Poyo, Zora, Anna, Adriana) yang sangat baik hati dengan memberikan komentar idiot sehingga kita (terutama gue) bisa tertawa dengan puas sekali. Kenapa gue bilang idiot? Karena mereka ini tidak membaca isi blog, atau, membaca tapi tidak paham, namun kemudian menuliskan komentar yang maunya menjadi komentar yang kritis dan tercerdas sedunia tetapi gagal dengan sangat sukses karena tidak menyentuh sedikitpun substansi blog ini.

    Bahkan ada idiot nomor dua (nah, ini elo, Zora), yang menuduh macam-macam dari postingan ini, yang herannya, tidak ada di dalam postingan ini. Entah darimana dia membacanya. Sudah begitu, dia meng-claim dirinya anonim, tapi, di komentar pertamanya ada link blognya. Ah, lucu sekali.

    Mengenai isi blog ini yang katanya cengeng, berderai airmata, dan lain-lain entah apalagi, membuat gue membaca isinya sampai … 3 kali. Now, please tell me which part of this blogpost yang cengeng dan berderai airmata? Mellow iya. Cengeng? Justru si penulis di sini memposisikan diri sebagai perempuan yang kuat. Perempuan mandiri yang mengerti setiap orang punya permasalahannya sendiri – walaupun orang itu adalah pacarnya sendiri – sehingga dia tak mau membebani hidup orang lain tersebut dengan berdrama tentang masalah hidupnya. Kalau postingan begini dicap sangat cengeng, gue penasaran apa pendapat idiot 1 sampai idiot 4 kalau ada postingan yang jauh lebih mellow dari ini.

    Udah, ah. Panjang amat tulisan gue. By the way, terusin lagi dong. Saya akan duduk manis menunggu komentar tolol berikutnya. 😀

    • Zora says:

      saya nggak cuma mengacu ke satu post, tapi keseluruhan isi blog M Jenny termasuk di blog sebelumnya. sepertinya itu juga sdh saya bilang deh. anda kurang teliti.

  39. If I were you kak Jejen, aku udah bilang inih : “Sorry, do I know you? I don’t take advice from strangers.” *ter @miund*

  40. Miji_douGin says:

    Ngehehe… Seru banget commentnya sampe panjang banget..
    Dari ceritain ttg pacar mba Jen sampe perempuan Indonesia dan inti bikin blog. Hwaaa.. *goler2*
    Tapi ada sedikit gangguan jiwa dari saya.
    Ada yg comment cerita temen bule-nya bilang perempuan Indonesia itu cengeng, dll. Mba Jen justru dibilang temen bule-nya kalo perempuan Indonesia itu tegar, dll. Apakah mungkin mereka (teman bule kalian) melihat kalian sebagai salah satunya? Kan kalian perempuan Indonesia juga.
    Lalu pertanyaan lain yg menggelitik jiwa raga saya. Kalian koq bÍsa punya banyak temen bule sih? Mawuuu… Hehehe..

    • hadriyanidewi says:

      ya ampuuuuun, sumpah geli banget baca komen2 aneh zora poyo whatever ituh hahahahahaha….
      hadeuuuuuuuuh kasian banget sih kalian, sini2 peluk siniiii….bener deh butuh pelukan kalian ini…sinis banget sih…
      sedih banget yak idupnyaaaa?

      mbak jen…postingannya bagus banget!
      gak cengeng kok…
      mana ada orang ngungkapin perasaan sejujurnya, sedalemnya kok disebut cengeng?
      hahahaha, hak orang kali…
      dan bagus perasaan bisa diungkapin
      mau nangis kek, marah kek, atau cengeng kek sekalipun daripada jadi depresi kayak… nggg kayak zora dan poyo barangkali? *maaap* 🙂
      lanjuuut mbak jen…

  41. Yeonyeon says:

    Ya terkadang kita klo sedang kena masalah, males banget buat nyerita k org lain (bahkan ke pacar ndiri).. Saya jg kdg gitu, mbak ^^. Tapi dgn kita cerita ke org lain (teman or pacar) maybe masalah kita ga bkal selesai n tetep aja msh bermasalah, tp seengganya hati agak “plong” kan mbak?? ^^v Semangat, mbak Jen! ^^v

  42. jennyjusuf says:

    Ini adalah komentar saya yang terakhir di blog post ini. As much as I enjoyed reading those comments, this ‘dagelan’ has to stop.

    Untuk kalian yang tidak akan saya sebutkan namanya, kalian yang … mungkin lebih tepat kalau saya sebut KAMU, ya, kamu di Denpasar, simpel saja pesan saya: IP address tidak bisa berbohong, walaupun kamu dengan cerdik memalsukan alamat-alamat email. Penggunaan nama samaran masih bisa dimaklumi, tapi men-submit email2 palsu? Kunjungan ke psikiater sepertinya bisa jadi alternatif. Atau, perkaya otak dengan nutrisi untuk menambah tingkat kecerdasan.

    I said this and I’m gonna say it again:
    If you want to be nyolot and sotoy, might as well be smart. You can’t afford being stupid and nyolot at the same time.

    • meike says:

      TEPUK TANGAN MERIAH
      *sirem air*
      *padam*
      BUBAAAAARRRRRRRRRRR
      Thanks
      Bye

    • Mbak, gue bilang sih dia NIAT banget buat komen & nyerang sampe bikin beragam e-mail address gitu. Perhatian banget ya :’). Untuk komen penutup nya ini pengen angkat topi buat mbak Jen. “If you want to be nyolot and sotoy, might as well be smart. You can’t afford being stupid and nyolot at the same time.”—> me likey! *4 jempol :lol:*

    • Zora says:

      “If you want to be nyolot and sotoy, might as well be smart. You can’t afford being stupid and nyolot at the same time.” Ok deh saya ralat ya, kalau kalimat seperti ini memang menunjukkan karakter asli mbak Jenny, memang sebaiknya terus saja tulis yang melankolis2 aja. banyak penggemarnya.

  43. @lycalya says:

    hiburan. udah lama gak liat orang2 gila trolling di blog pribadi org lain.
    moga2 cepet sembuh utk mbak zora zori….
    aku tau mbak jenny (tau doang, kenal sih kaga hahaha) seneng kok baca TL-nya, lucu2. selamat mbak traffic blognya melunjak. slalu ada hikmah dalam segalau ke-apeu-an.
    sangat menghibur!
    + jd jalan2 ke blognya 😀

  44. shivamenari says:

    salam menye2 dari aku yang suka ngeblog menye2 menyenangkaaaan ❤
    biarin aja, menye2 dan cengeng kan manusiawi…yang penting bahagia

  45. Sutradara Kadal Terbang says:

    Pas baca postingan nya mbak JJ, rasanya ngiri. Ngiri banget punya partner yg sangat mengerti mbak JJ, tapi lebih ngiri lagi pas baca komen2nya. Kok bisa ya mempersatukan 3 makhluk “jenius” dalam 1 IP.

    Tetiba saya berpikir jangan2 sebenernya poyo, *eh zora maksudnya, eh adriana deng. Ah yaudahlah ya siapapun itu namanya, jangan2 cemburu/suka dengan partnernya mbak JJ :”)))
    #Sinetron lainnya pun dimulai.
    #Episode 80
    #Ready! Actiiiioooon!!!

  46. terra says:

    Langgeng yaaaa. Tapi mbak, LDR an sama cowok bule itu harus siap dimadu. Biasanya sih mereka juga bobo sama teman atau partner gitu sedang kita disini gigit jari, memuja-muja kaya’ orang bego (pengalaman hihii)

Leave a reply to anna Cancel reply